Definisi Artificial Intelligence/A.I. (Kecerdasan Buatan) Menurut Pakar Ahli
Definisi Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) Menurut Para Pakar Ahli
Kecerdasan Buatan (AI) menjadi topik yang banyak diperbincangkan. Namun, definisi yang tepat dari AI masih menjadi perdebatan di antara para ahli. Artikel ini bertujuan untuk merangkum dan menganalisis berbagai definisi AI yang diberikan oleh para pakar terkemuka di bidang ini pada masanya. Dengan memahami dan membedakan definisi-definisi ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang konsep AI.
Baca Juga: Tujuan Utama Artificial Intelligence (A.I.)
John McCarthy pertama kali memperkenalkan istilah "Artificial Intelligence" pada tahun 1956 dalam konferensi Dartmouth. Konferensi Dartmouth merupakan dialog dua belah pihak terpanjang dan berkelanjutan antara perwakilan Amerika dan Soviet. Dihadiri oleh para pakar ilmuwan komputer terkemuka pada itu, termasuk John McCarthy, Marvin Minsky, dan Claude Shannon.
Baca Juga: Komputer
Pada Konferensi ini, John McCarthy yang disebut sebagai Bapak Kecerdasan Buatan memberi definisi "the science and engineering of making intelligent machines", artinya "ilmu dan teknik untuk membuat mesin cerdas".
Dengan kata lain Maksud definisi AI John McCarthy adalah, AI adalah untuk menciptakan mesin cerdas yang dapat melakukan tugas dengan cara yang dianggap cerdas atau AI adalah studi untuk menciptakan mesin yang dapat berpikir juga belajar seperti manusia.
Baca Juga: Memahami Artificial Intelligence (A.I.) Dasar
Herbert A. Simon: Simon dan rekan-rekannya merupakan pakar pionir dalam pengembangan AI, Simon adalah salah satu peserta Konferensi Dartmouth tahun 1956. Menurut Herbert A. Simon definisi Artificial Intelligence adalah “kecerdasan buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas” (Herbert A. Simon, 1987), WEKA Lintang 2013, Hal. 1.
Pada tahun 1965 Herbert Simon meramalkan bahwa “machines will be capable, within twenty years, of doing any work a man can do”, Artinya "mesin akan mampu, dalam waktu dua puluh tahun, melakukan pekerjaan apa pun yang dapat dilakukan manusia (Brynjolfsson & McAfee, 2014: 141)".
Maksud dari ramalan pakar diatas dapat disimpulkan definisi Artificial Intelligence menurut Herbert A. Simon AI adalah kemampuan mesin untuk melakukan pekerjaan manusia.
Baca Juga: Manusia dan Teknologi
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein Mendefinisikan Artificial Intelligence “a ‘system’s ability to correctly interpret external data, to learn from such data, and to use those learnings to achieve specific goals and tasks through flexible adaptation”, atau “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan untuk menggunakan pembelajaran tersebut untuk mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”, (Kaplan dan Haenlein 2019, 17).
Baca Juga: Data
Elaine Rich adalah seorang ilmuwan komputer Amerika, yang dikenal karena buku teksnya tentang Kecerdasan Buatan 1990 atau dikenal dengan artificial intelligence rich knight, 1990 dan teori automata serta penelitiannya tentang pemodelan pengguna.
Elaine Alice Rich mendefinisikan Kecerdasan Buatan adalah “is the study of how to make computers do things that people are better at”, [Rich 83]. Artinya Elaine Rich mendefinisikan Kecerdasan buatan (AI) adalah “studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang manusia lebih baik dalam melakukannya”. [Rich 83]. Computer and the Humanities 19 (1985).
Nils Nilsson adalah seorang ilmuwan komputer Amerika. Pakar ini adalah seorang peneliti pendiri dalam disiplin kecerdasan buatan. Ia seorang Profesor Teknik Kumagai pertama dalam ilmu komputer di Universitas Stanford 1991 hingga pensiun. Ia dikenal karena kontribusinya pada pencarian, perencanaan, Knowledge representation (KR)/representasi pengetahuan, dan robotika.
Nils J. Nilsson mendefinisikan Artificial Intelligence (A.I.) adalah “aktivitas yang dikhususkan untuk membuat mesin menjadi cerdas, dan kecerdasan adalah kualitas yang memungkinkan suatu entitas berfungsi dengan tepat dan dengan pandangan ke depan dalam lingkungannya”, di dalam bukunya berjudul The Quest for Artificial Intelligence: A History of Ideas and Achievements (Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2010).
Stuart Russell dan Peter Norvig menerbitkan buku edisi pertama terbit 1995, berjudul Artificial Intelligence: A Modern Approach, buku pakar ini menjadi salah satu buku acuan terkemuka dalam studi Kecerdasan buatan. Di dalamnya, mereka menyelidiki empat tujuan atau definisi potensial AI, yang membedakan sistem komputer berdasarkan rasionalitas dan pemikiran versus tindakan.
Baca Juga: Sistem.
Stuart Russell and Peter Norvig mendefinisikan Artificial Intelligence Sebagai “studi tentang agen [intelligent] yang menerima perintah dari lingkungan dan mengambil tindakan. Setiap agen tersebut diimplementasikan oleh fungsi yang memetakan persepsi ke tindakan, dan kami membahas berbagai cara untuk merepresentasikan fungsi-fungsi ini, seperti sistem produksi, agen reaktif, perencana logis, jaringan saraf, dan sistem teoritis-keputusan”.
Baca Juga: Konsep Algoritma
Menurut beberapa sumber menyebutkan siratan dari “Agen” definisi diatas adalah objek cerdas yang mampu menerima, menginput, memproses, juga belajar.
Kesimpulan
Jika kita bandingkan dengan definisi AI menurut para pakar ahli lainnya, seperti definisi yang diberikan oleh pakar John McCarthy atau Andreas Kaplan dan Michael Haenlein, kita akan melihat bahwa ada beberapa kesamaan dan perbedaan. Namun, secara umum, semua definisi ini menekankan pada kemampuan AI untuk belajar, beradaptasi, dan menyelesaikan masalah.
0 Response to "Definisi Artificial Intelligence/A.I. (Kecerdasan Buatan) Menurut Pakar Ahli"
Post a Comment